JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi cat dengan pelarut air (water based paint) untuk mobil sudah cukup lama digunakan di dunia. Namun, untuk bengkel mobil - jaringan dealer resmi ATPM di Indonesia - Honda Prospect Motor mengaku yang pertama kali menggunakannya. Demikian dikatakan oleh Jonfis Fandi, Direktur Pemasaran dan Purna Jual, PT Honda Prospect Motor (HPM) kemarin.
Dijelaskan pula, saat ini sudah 8 bengkel Honda di Jakarta menggunakan cat jenis ini. Direncanakan pada 2012, seluruh bengkel yang punya fasilitas pengecatan di Indonesia, akan menggunakan cat jenis ini. Tujuannya, untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Pasalnya, cat konvensional yang menggunakan thinner - mengandung unsur volatible organic compound (VOC) atau mudah menguap - menyebabkan polusi terhadap lingkungan dan mengganggu kesehatan pekerja. Baunya juga kurang sedap (bisa dirasakan pada mobil baru saja selesai dicat).
Air Tanpa Mineral
Cat dengan pelarut air bisa juga disebut “anti –VOC” karena komposisinya thinnernya sangat kecil, hanya 30 persen. Air yang digunakan tidak bisa sembarangan, tetapi yang telah dihilangkan unsur logamnya (demineralize water). Tujuannya untuk mencegah karat atau korosi.
Di lain hal, cat konvensional, kadar thinner mencapai 85 persen. Inilah yang mencapainya mudah menguap sekaligus merusak atau menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan cat dengan pelarut air, kadarnya air 70 persen air. Jenis air digunakan khusus, harus bebas dari unsur logam (demineralize water)ntuk mencegah terjadi karat.
Cat thinner, di samping mudah menguap dan menimbukan bau kurang sedap, juga mengganggu kesehatan kerja baik jangka pendek maupun panjang. Kondisi tersebut akan mempengaruhi kesehatan pekerja dan bisa menurunkan produktivitas.
Sebaliknya, cat dasar air – kendati harganya saat ini lebih mahal – namun untuk lingkungan dan kesehatan lebih bersahabat. Produktivitas pekerjanya pun pekerja lebih baik, karena proses pengeringan lebih cepat dibanding.
Menurut Honda, cat air ini baru terus disosialisasikandi jaringan bengkel mereka sekarang ini. Untuk beralih dari cat konvensional ke car air, perlu pelatihan untuk mempersiapkantenaga pengecat yang trampil dan siap pakai,” jelas Jonfis.
Dijelaskan pula, untuk beralih ke cat dengan berbahan dasar air ini, pemilik bengkel masih bisa menggunakan sarana dan perlengkapan cat standar sebelumnya. Perkakas baru hanya “vacuum blower” berukuran kecil untuk menggeringkan cat.
Tidak Bau
Lantas apa keuntungan konsumen atau pemilik mobil bila ingin memilih bengkel yang sudah menggunakan car air atau “water based paint” ini? “Tidak ada lagi bau menyengat. Biasanya setelah dicat, thinner masih meninggalkan bau tidak sedap. Bau itulah yang menyebabkan pernafasan manusia sesak dan lam-lama bisa rusak,” jelas Ridwan Pujanto, GM, Service HPM.
Diterangkan pula, penggunaan cat air di seluruh jaringan bengkel Honda adalah bagian dari program “green dealer” yang dicanangkan perusahaan. Karena itu pula, setiap bengkel Honda di Indonesia kini harus memisahkan pembuangan oli mesin dan transmisi dari air dengan menggunakan pemisah oli (oil trap).
Bisa dibayangkan, puluhan ribu mobil yang harus ke bengkel cat setiap hari – bila masih tetap menggunakan cat dengan pelarut thinner - dipastikan polusi akan terus bertambah! Sebaliknya, bila menggunakan cat dengan pelarut air, dipastikan akan mengurangi polusi sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan produktivitas kerja!
Dijelaskan pula, saat ini sudah 8 bengkel Honda di Jakarta menggunakan cat jenis ini. Direncanakan pada 2012, seluruh bengkel yang punya fasilitas pengecatan di Indonesia, akan menggunakan cat jenis ini. Tujuannya, untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Pasalnya, cat konvensional yang menggunakan thinner - mengandung unsur volatible organic compound (VOC) atau mudah menguap - menyebabkan polusi terhadap lingkungan dan mengganggu kesehatan pekerja. Baunya juga kurang sedap (bisa dirasakan pada mobil baru saja selesai dicat).
Air Tanpa Mineral
Cat dengan pelarut air bisa juga disebut “anti –VOC” karena komposisinya thinnernya sangat kecil, hanya 30 persen. Air yang digunakan tidak bisa sembarangan, tetapi yang telah dihilangkan unsur logamnya (demineralize water). Tujuannya untuk mencegah karat atau korosi.
Di lain hal, cat konvensional, kadar thinner mencapai 85 persen. Inilah yang mencapainya mudah menguap sekaligus merusak atau menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan cat dengan pelarut air, kadarnya air 70 persen air. Jenis air digunakan khusus, harus bebas dari unsur logam (demineralize water)ntuk mencegah terjadi karat.
Cat thinner, di samping mudah menguap dan menimbukan bau kurang sedap, juga mengganggu kesehatan kerja baik jangka pendek maupun panjang. Kondisi tersebut akan mempengaruhi kesehatan pekerja dan bisa menurunkan produktivitas.
Sebaliknya, cat dasar air – kendati harganya saat ini lebih mahal – namun untuk lingkungan dan kesehatan lebih bersahabat. Produktivitas pekerjanya pun pekerja lebih baik, karena proses pengeringan lebih cepat dibanding.
Menurut Honda, cat air ini baru terus disosialisasikandi jaringan bengkel mereka sekarang ini. Untuk beralih dari cat konvensional ke car air, perlu pelatihan untuk mempersiapkantenaga pengecat yang trampil dan siap pakai,” jelas Jonfis.
Dijelaskan pula, untuk beralih ke cat dengan berbahan dasar air ini, pemilik bengkel masih bisa menggunakan sarana dan perlengkapan cat standar sebelumnya. Perkakas baru hanya “vacuum blower” berukuran kecil untuk menggeringkan cat.
Tidak Bau
Lantas apa keuntungan konsumen atau pemilik mobil bila ingin memilih bengkel yang sudah menggunakan car air atau “water based paint” ini? “Tidak ada lagi bau menyengat. Biasanya setelah dicat, thinner masih meninggalkan bau tidak sedap. Bau itulah yang menyebabkan pernafasan manusia sesak dan lam-lama bisa rusak,” jelas Ridwan Pujanto, GM, Service HPM.
Diterangkan pula, penggunaan cat air di seluruh jaringan bengkel Honda adalah bagian dari program “green dealer” yang dicanangkan perusahaan. Karena itu pula, setiap bengkel Honda di Indonesia kini harus memisahkan pembuangan oli mesin dan transmisi dari air dengan menggunakan pemisah oli (oil trap).
Bisa dibayangkan, puluhan ribu mobil yang harus ke bengkel cat setiap hari – bila masih tetap menggunakan cat dengan pelarut thinner - dipastikan polusi akan terus bertambah! Sebaliknya, bila menggunakan cat dengan pelarut air, dipastikan akan mengurangi polusi sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan produktivitas kerja!
0 komentar
Posting Komentar