TEMPO Interaktif, Jakarta - Apakah Anda pernah mengalami, saat pedal rem diinjak dalam-dalam dan gigi persneling sudah dipindah ke posisi rendah tapi mobil tidak bisa melaju kencang? Jangan terburu-buru memvonis pompa injektor kotor atau proses pembakaran tak sempurna.
Pasalnya, gejala seperti itu juga bisa menjadi pertanda pelat kopling bermasalah dan cenderung slip pada mobil transmisi manual. “Selain tuas kopling terasa alot atau susah dipindah saat ingin ganti posisi gigi, gejala kopling slip adalah tarikan mobil terasa lambat atau berat,” tutur Sunario, pimpinan bengkel Techno Auto Cars, Kebon Nanas, Tangerang, Senin (31/1).
Kopling merupakan peranti yang berfungsi untuk meneruskan tenaga dari mesin ke roda saat kanvas dan pelat kopling merapat ke poros engkol mesin. Begitu pula sebaliknya, saat kanvas dan pelat kopling merenggang dari poros engkol, maka aliran tenaga tersebut terlepas.
Akibat kopling slip adalah mobil mogok di tengah jalan. Bila mobil dipaksakan terus berjalan, kanvas kopling akan rontok atau bahkan terbakar. Tentu, hal itu sangat berbahaya.
Apa penyebab utama kopling slip? “Keausan. Namun, pelat yang aus bukan semata-mata karena faktor umur, cara menggunakan peranti itu justru menjadi faktor utama,” papar dia.
Lantas, bagaimana cara menjaga agar kanvas kopling awet atau bertahan lama? Berikut tips dari Sunario :
1. Jangan menggantung pedal kopling
Biasanya, para pengemudi mobil menginjak pedal dalam posisi ketinggian setengah atau biasa di sebut menggantung kopling. Biasanya hal itu dilakukan kala jalanan macet dan mereka tidak ingin mesin mobil mati.
Tindakan menggantung kopling atau kerap menginjak pedal kopling lebih sering dilakukan saat mobil melaju di jalanan menanjak yang macet. “Injakan pedal kopling yang nanggung seperti itu akan menimbulkan gesekan yang tinggi di kanvas kopling , yang pada akhirnya mempercepat keausan,” papar Sunario.
Umumnya orang mengatakan, cara tersebut merupakan langkah yang tepat agar mesin mobil tidak mati. Pendapat itu tak salah. Hanya, cara itu menimbulkan kerugian.
2. Posisi gigi transmisi sesuai kecepatan mobil
Kebiasaan salah yang juga kerap dilakukan oleh pengemudi mobil adalah menggunakan gigi transmisi yang tak sesuai dengan kecepatan mobil. Misalnya, posisi gigi berada di empat, namun kecepatan mobil hanya 20 kilometer per jam. Begitu pula sebaliknya, mobil melaju dalam kecepatan tinggi, namun posisi gigi berada di dua atau tiga.
“Gunakan gigi transmisi sesuai kecepatan mesin, karena cara itu akan meringankan kerja kopling,” ujar Sunario.
3. Atur ketinggian pedal kopling (free play) dengan tepat
Sering kali pedal kopling terlalu tinggi, artinya pengemudi harus menginjak pedal hingga mentok ke lantai mobil namun terasa belum mentok. Kondisi seperti itu sangat tidak dianjurkan.
Namun, memposisikan pedal kopling terlalu pendek, yaitu baru diinjak sedikit sudah terasa mentok juga tidak bagus. Posisi yang ideal adalah, masih ada jarak bebas ketika pedal kopling diinjak dan kemudian dilepaskan.
Jarak bebas adalah, antara saat pedal diinjak hingga terasa menyentuh sesuatu. Untuk mengetahui ada tidaknya jarak bebas itu, cukup mudah. Rasakan, saat pedal yang diinjak (saat ganti posisi gigi) dan kemudian lepaskan perlahan-lahan injakan kaki Anda di pedal.
Bila posisi injakan masih 50 persen, tetapi laju mobil telah terasa bertambah, berarti pengaturan posisi telah tepat.
Jarak bebas tersebut sangat penting. Pasalnya, bila tidak ada, maka gesekan yang terjadi di kanvas kopling akan tinggi, meski pedal kopling tidak diinjak. Hal ini menyebabkan kanvas cepat aus, dan release bearing cepat rusak.
4. Lakukan pergantian posisi gigi dengan halus
Kebiasaan yang salah yang juga kerap dilakukan orang adalah melakukan pergantian gigi dengan cepat dan kasar. Artinya, pedal kopling tak diinjak dalam-dalam dan melepaskannya secara halus atau perlahan-lahan.
Selain menimbulkan entakan saat berpindah gigi, perilaku seperti itu juga menyebabkan gesekan keras di kanvas kopling. Akibatnya kanvas cepat aus. Bila itu terjadi, maka kemungkinan besar terjadi slip juga besar.
5. Konsultasi ke ahli
Kondisi keausan komponen mobil memang berbeda-beda. Oleh karena itu, bila kesulitan merasakan gejala-gejala apakah telah terjadi masalah di kopling atau bukan sebaiknya berkonsultasi dengan ahli di bengkel.
“Sebab, masing-masing mobil juga memiliki karakter yang berbeda. Misalnya, Daihatsu Xenia 1.000 cc, bila telah berjalan 50 ribu kilometer, biasanya per atau pegas di pelat kopling aus, padahal yang 1.300 cc tidak,” terang Sunario.
Itulah beberapa cara mencegah kanvas kopling cepat aus dan menghindari kopling slip. Semoga bermanfaat.
Pasalnya, gejala seperti itu juga bisa menjadi pertanda pelat kopling bermasalah dan cenderung slip pada mobil transmisi manual. “Selain tuas kopling terasa alot atau susah dipindah saat ingin ganti posisi gigi, gejala kopling slip adalah tarikan mobil terasa lambat atau berat,” tutur Sunario, pimpinan bengkel Techno Auto Cars, Kebon Nanas, Tangerang, Senin (31/1).
Kopling merupakan peranti yang berfungsi untuk meneruskan tenaga dari mesin ke roda saat kanvas dan pelat kopling merapat ke poros engkol mesin. Begitu pula sebaliknya, saat kanvas dan pelat kopling merenggang dari poros engkol, maka aliran tenaga tersebut terlepas.
Akibat kopling slip adalah mobil mogok di tengah jalan. Bila mobil dipaksakan terus berjalan, kanvas kopling akan rontok atau bahkan terbakar. Tentu, hal itu sangat berbahaya.
Apa penyebab utama kopling slip? “Keausan. Namun, pelat yang aus bukan semata-mata karena faktor umur, cara menggunakan peranti itu justru menjadi faktor utama,” papar dia.
Lantas, bagaimana cara menjaga agar kanvas kopling awet atau bertahan lama? Berikut tips dari Sunario :
1. Jangan menggantung pedal kopling
Biasanya, para pengemudi mobil menginjak pedal dalam posisi ketinggian setengah atau biasa di sebut menggantung kopling. Biasanya hal itu dilakukan kala jalanan macet dan mereka tidak ingin mesin mobil mati.
Tindakan menggantung kopling atau kerap menginjak pedal kopling lebih sering dilakukan saat mobil melaju di jalanan menanjak yang macet. “Injakan pedal kopling yang nanggung seperti itu akan menimbulkan gesekan yang tinggi di kanvas kopling , yang pada akhirnya mempercepat keausan,” papar Sunario.
Umumnya orang mengatakan, cara tersebut merupakan langkah yang tepat agar mesin mobil tidak mati. Pendapat itu tak salah. Hanya, cara itu menimbulkan kerugian.
2. Posisi gigi transmisi sesuai kecepatan mobil
Kebiasaan salah yang juga kerap dilakukan oleh pengemudi mobil adalah menggunakan gigi transmisi yang tak sesuai dengan kecepatan mobil. Misalnya, posisi gigi berada di empat, namun kecepatan mobil hanya 20 kilometer per jam. Begitu pula sebaliknya, mobil melaju dalam kecepatan tinggi, namun posisi gigi berada di dua atau tiga.
“Gunakan gigi transmisi sesuai kecepatan mesin, karena cara itu akan meringankan kerja kopling,” ujar Sunario.
3. Atur ketinggian pedal kopling (free play) dengan tepat
Sering kali pedal kopling terlalu tinggi, artinya pengemudi harus menginjak pedal hingga mentok ke lantai mobil namun terasa belum mentok. Kondisi seperti itu sangat tidak dianjurkan.
Namun, memposisikan pedal kopling terlalu pendek, yaitu baru diinjak sedikit sudah terasa mentok juga tidak bagus. Posisi yang ideal adalah, masih ada jarak bebas ketika pedal kopling diinjak dan kemudian dilepaskan.
Jarak bebas adalah, antara saat pedal diinjak hingga terasa menyentuh sesuatu. Untuk mengetahui ada tidaknya jarak bebas itu, cukup mudah. Rasakan, saat pedal yang diinjak (saat ganti posisi gigi) dan kemudian lepaskan perlahan-lahan injakan kaki Anda di pedal.
Bila posisi injakan masih 50 persen, tetapi laju mobil telah terasa bertambah, berarti pengaturan posisi telah tepat.
Jarak bebas tersebut sangat penting. Pasalnya, bila tidak ada, maka gesekan yang terjadi di kanvas kopling akan tinggi, meski pedal kopling tidak diinjak. Hal ini menyebabkan kanvas cepat aus, dan release bearing cepat rusak.
4. Lakukan pergantian posisi gigi dengan halus
Kebiasaan yang salah yang juga kerap dilakukan orang adalah melakukan pergantian gigi dengan cepat dan kasar. Artinya, pedal kopling tak diinjak dalam-dalam dan melepaskannya secara halus atau perlahan-lahan.
Selain menimbulkan entakan saat berpindah gigi, perilaku seperti itu juga menyebabkan gesekan keras di kanvas kopling. Akibatnya kanvas cepat aus. Bila itu terjadi, maka kemungkinan besar terjadi slip juga besar.
5. Konsultasi ke ahli
Kondisi keausan komponen mobil memang berbeda-beda. Oleh karena itu, bila kesulitan merasakan gejala-gejala apakah telah terjadi masalah di kopling atau bukan sebaiknya berkonsultasi dengan ahli di bengkel.
“Sebab, masing-masing mobil juga memiliki karakter yang berbeda. Misalnya, Daihatsu Xenia 1.000 cc, bila telah berjalan 50 ribu kilometer, biasanya per atau pegas di pelat kopling aus, padahal yang 1.300 cc tidak,” terang Sunario.
Itulah beberapa cara mencegah kanvas kopling cepat aus dan menghindari kopling slip. Semoga bermanfaat.
0 komentar
Posting Komentar