Sabtu, 27 November 2010

Mesin Mobil Mengelitik? Cermati Beberapa Hal Ini

Mesin Mobil Mengelitik? Cermati Beberapa Hal Ini

TEMPO Interaktif, Jakarta -Anda kerap mendengar suara seperti ketukan logam di mesin mobil anda di saat menginjak pedal gas? Bila hal itu terjadi, maka kemungkinan besar mobil mesin anda mengalami knocking atau biasa disebut mengelitik.

Bila hal itu terjadi secara terus menerus dan anda membiarkannya, maka piston mesin akan rusak. “Bila itu terjadi, maka daya yang dihasilkan mesin pun tidak maksimal, akselerasi juga tidak responsif. Lebih dari itu, mesin akan mengalami kerusakkan serius,” papar Endi Sopyan, Kepala Mekanik Bintang Motor, Meruya, Jakarta Barat, Senin (22/11).

Lantas apa saja penyebab terjadinya ketukan pada mesin tersebut? Langkah apa saja yang harus anda lakukan bila hal itu terjadi? Endi berbagi tips untuk anda. Berikut tips dari dia.


1. Proses pembakaran yang tak sempurna

Penyebab dari mesin mengelitik ada dua. Pertama, proses pembakaran yang tidak sempurna, dan penyebab kedua adalah penyetelan komponen mesin yang tidak sempurna atau komponen yang telah aus.

Proses pembakaran yang tidak sempurna terjadi karena bahan bakar yang disemburkan ke ruang bakar tidak terbakar pada saat yang tepat. Campuran bahan bakar dan udara yang berwujud dalam kabut dan didorong oleh piston terbakar bukan oleh pengapian dari busi, tetapi oleh titik panas yang terjadi dengan sendirinya karena tingkat kompresi bahan bakar yang tinggi.

Kompresi yang tinggi menyebabkan suhu campuran udara dan bahan bakar cepat naik atau tinggi, sehingga cepat mencapai titik panas dan meledak. Ledakan itulah yang mendorong atau tepatnya piston seperti dipukul dengan benda keras.

“Itulah yang disebut pembakaran dini pre-ignition atau orang sering menyebutnya auto-ignition, yaitu pembakaran lebih awal,” kata Endi.

Proses pembakaran seperti itu terjadi secara spontan dan menimbulkan suara keras, namun tidak merata. Suara mesin menjadi kasar atau ledakan keras. Begitu pun dengan getaran mesin. “Itulah yang disebut mesin mengelitik,” terang Endi.

Bila ledakan demi ledakan berlangsung keras, gerakkan piston menjadi tidak karuan maka bagian atas piston bisa jebol. Bahkan blok silinder pun rusak karena gerakkan itu. Akibat selanjutnya, bagian-bagain mesin akan rontok.

2. Pemasangan komponen yang tidak tepat

Penyebab kedua adalah pemasangan atau setelan komponen mesin yang tidak sempurna. Masalah yang kerap terjadi adalah tidak tepatnya pemasangan bantalan atau bearing setang piston pada kruk as (crankshaft).

Walhasil piston oblak atau bergetar saat perangkat ini bekerja naik turun saat memasok campuran bahan bakar dan udara. Gerakkan piston pun menjadi tidak teratur, maka blok mesin akan rusak. Bagian atas piston kemungkinan besar akan jebol.

Hal itu bisa terjadi karena komponen-komponen di mesin itu telah rusak atau aus yang disebabkan oleh mesin mengalami overheating atau kepanasan. “Biasanya saat air radiator habis dan mesin terus digeber, komponen mesin akan melenting atau bengkok. Ini yang menyebabkan mengelitik,” papar Endi.

Penyebab lainnya adalah, pemasangan komponen di saat mobil turun mesin dan blok mesin dibongkar, tidak tepat. “Akibatnya, kerja komponen tersebut tidak presisi, sehingga menimbulkan suara ketukan atau mengelitik di mesin,” terang Endi.

3. Pencegahan

Memang tidak mudah untuk memastikan apakah penyebab knocking mesin tersebut bahan bakar yang beroktan rendah atau cepat terbakar atau karena pemasangan komponen mesin yang tidak tepat. Sehingga mau tidak mau, anda harus membawanya ke bengkel.

Namun, dengan mengetahui berbagai penyebab tersebut, anda akan lebih memahami gejalanya, akibat yang ditimbulkan, serta langkah perbaikan yang harus diambil. Sehingga tidak mudah dikelabui oleh oknum bengkel yang tidak bertanggungjawab.

Satu hal yang bisa anda lakukan adalah melakukan pencegahan agar masalah knocking itu terjadi. Berikut ini adalah cara pencegahan :

a. Tepat memilih bahan bakar

Gunakan bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi mesin mobil. Satu hal yang patut anda ingat adalah, para produsen mobil melengkapi mobil produknya dengan mesin yang memiliki tingkat toleransi terhadap jenis bahan bakar dengan tingkat oktan tertentu.

Bila mesin mobil mobil mensyaratkan hanya mengkonsumsi bahan bakar dengan oktan tertentu, jangan sesekali menggunakan bahan bakar dengan oktan yang lebih rendah. Bahan bakar beroktan tinggi biasanya sudah ditambahi cairan aditif yang gunanya untuk membersihkan jeroan mesin.

Tetapi yang juga perlu digarisbawahi bahwa oktan tinggi tidak selamanya sesuai dengan mesin kendaraan anda. Sebab, bensin beroktan tinggi adalah bahan bakar yang tidak mudah terbakar di ruang bakar.

Sehingga ada kemungkinan sebagian dari bensin tersebut mengalami gagal bakar, karena mesin mobil anda tidak disesuaikan dengan bahan bakar jenis itu. Bila itu terjadi, yang akhirnya menjadi kerak. Kerak itulah yang akan meganggu performa mesin.

“Karena itu langkah yang bijak adalah, menyesuaikan bahan bakar dengan spesifikasi mesin sesuai rekomendasi pabrikan mobil,” tutur Endi.

Mobil buatan tahun 2000 ke atas umumnya dibekali mesin yang direkomendasikan menggunakan bahan bakar beroktan tinggi. Hal itu sesuai dengan standar kadar emisi yang mensyaratkan tingkat emisi semakin rendah.

b. Hindari overheating

Agar terhindar dari kondisi seperti itu rajin-rajinlah memeriksa air radiator. Jangan sampai air radiator berkurang dari ukuran yang semestinya, apalagi habis. Sebab bila itu terjadi, maka proses pendinginan mesin tidak akan terjadi.

Padahal, suhu mesin akan terus bertambah tinggi seiring dengan proses pembakaran di ruang bakar. Bila, mesin overheating maka komponen mesin akan memuai dan bengkok. Akibat selanjutnya, akan menimbulkan suara bentukan di saat mesin diaktifkan.

c. Melakukan rekayasa

Ada beberapa cara atau rekayasa mesin untuk menghindari terjadinya knocking mesin. Ketiganya adalah :

1. Memundurkan timing pengapian untuk mesin yang masih menggunakan radiator. Cara ini tidak membutuhkan ongkos besar. Namun, hasilnya tenaga mobil akan berkurang, tarikan berat, mobil kurang lincah, penggunaan bahan bakar lebih boros dan kadar emisi tinggi.

2. Cara kedua adalah dengan memanipulasi penyetelan atau biasa disebut piggy back. Cara ini biasanya dilakukan pada mobil yang telah dilengkapi Electronic Control Unit (ECU) dan sensor knocking.

Biaya untuk rekayasa ini lebih mahal ketimbang cara pertama. Namun, akibat yang ditimbulkan juga sama seperti cara pertama, yaitu boros bahan bakar, tenaga berkurang, mobil kurang lincah dan emisi tinggi.
3. Cara ketiga adalah tune up semi sport, yaitu dengan mempermak kepala silinder mesin. Hanya, cara ini membawa konsekwensi spesifikasi mesin berubah total dari setelan dari pabrik. Biaya juga mahal.
4. Bahkan, tak jarang orang melakukan perubahan sepefisikasi total atau power pec-up. Caranya piston, kruk as, camshaft di timbang ulang, disamakan dan di-balancing. Tak menutup kemungkinan komponen itu diampelas, dikikir, atau bahkan dibubut.
Selain ongkosnya mahal, cara ini juga sangat spekulatif. “Karena kemungkinan berhasilnya juga sangat tipis, yah ini gambling juga,” terang Endi.

0 komentar

Posting Komentar