Minggu, 31 Juli 2011

Mengenal Varian Jenis-jenis Shockbreker Mobil


Selain untuk menopang mobil, sokbreker juga berfungsi sebagai peredam gaya tekan yang terjadi berdasarkan kondisi jalan, gaya mengemudi dan pantulan per. Namun karena kondisi jalan tidak selalu bersahabat ditambah cara mengemudi yang agresif, umur pakai sokbreker alias peredam kejut ini tentu makin cepat.


Di pasar tersedia beragam pilihan sokbreker pengganti. Mulai komponen orisinal standar pabrik, produk aftermarket yang sejenis dengan standar, sokbreker dengan spesifikasi khusus untuk balap, hingga produk rakit ulang (rebuilt). Tentu harganya juga berbeda-beda. Sebelum memilih, sebaiknya ada pemahaman tentang karakter sokbreker, sehingga tidak terjadi salah pilih.

Berdasarkan arah gerakan, sokbreker dibagi atas single dan double action. Untuk single action, gaya redam terjadi hanya pada langkah memanjang (rebound stroke). Namun pada model double action, gaya redam terjadi baik pada saat memanjang atau memendek (bound stroke). Alhasil sokbreker tipe double action lebih nyaman digunakan ketimbang single action karena setiap gaya tekan diredam dengan baik.

Sementara dilihat dari isinya, sokbreker dibagi menjadi jenis oli dan gas. Kelebihan sokbreker gas adalah responsnya yang lebih cepat dibanding jenis oli. Akibatnya mobil tidak mudah limbung, meski kenyamanannya saat menerjang lubang jadi berkurang. Meski disebut sokbreker gas, tapi bagian dalamnya tetap menggunakan oli dalam jumlah besar.

Alasannya adalah karena komponen bergerak di dalam sokbreker butuh pelumasan, dan bila hanya terisi gas maka reaksi jadi terlalu cepat sehingga mobil menjadi sangat tidak nyaman. Temperatur sokbreker juga lebih tinggi akibat gesekan, hal ini bisa membuat sil-sil penyekat menjadi lebih cepat aus.

Hal lain yang juga patut diperhatikan saat memilih sokbreker adalah panjang maksimum saat gerakan memanjang. Serta pendek minimum saat memendek. Hal ini diperhitungkan dengan jarak main dari per mobil.

Jika panjang maksimum per kurang dari yang dibutuhkan, maka beban mobil saat berayun akan dipikul oleh sokbreker. Demikian pula bila panjang minimum saat memendek kurang dari yang dibutuhkan akan terjadi hal yang sama. Alhasil sokbreker jadi cepat rusak akibat memikul beban berlebih.

Bagaimana dengan sokbreker rekondisi? Produk ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena kualitasnya tidak jelas. Cairan yang disuntikkan tidak mungkin dapat bercampur sempurna dengan yang ada di dalam karena oli yang ada sudah mengalami kejenuhan.

Meski lebih murah tapi kualitas redaman dan umur pakainya tidak akan sebaik yang baru. Belum lagi risiko bocor dari bekas lubang suntikan akibat proses penambalan yang tidak bisa sempurna. Maunya berhemat malah akan merepotkan di kemudian hari.

Sokbreker gas tidak mungkin disuntik. Karena begitu dilubangi, gas pengisinya akan segera keluar. Jika dipaksakan hanya akan mengubahnya menjadi sokbreker oli.

Pertimbangan terakhir adalah kebutuhan. Jika hanya untuk kondisi normal, shock absorber standar pabrik ataupun aftermarket yang sejenis sudah cukup. Namun jika ingin sedikit lebih stabil namun tanpa mengurangi kenyamanan tersedia beragam pilihan di pasar.

Patut diingat, harga untuk spesifikasi khusus tentu lebih mahal dari model standar itu. Lalu, gaya redam besar dapat meningkatkan pengendalian namun mengurangi kenyamanan. Sebaliknya, memilih sokbreker yang lebih empuk tentu mengurangi kemampuan bermanuver meski makin nyaman.

Kapan harus ganti sokbreker ?
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan patokan sokbreker sudah waktunya diganti.

  1. Lihat keausan ban yang tidak merata. Sokbreker rusak menjadi salah satu penyebabnya.
  2. Perhatikan saat mobil melalui polisi tidur, jalan berlubang atau rel kereta api. Bila mentok atau kandas berarti sokbreker perlu diganti.
  3. Atau mungkin Anda pernah merasa setir seringkali membuang dan sulit dikendalikan? Jika iya, itu adalah salah satu akibat dari sokbreker yang sudah ‘mati’.
  4. Lihat kondisi fisik sokbreker. Jika ada lelehan oli keluar dari tabungnya, berarti ada kebocoran dan wajib diganti.
  5. Tekan ke bawah area bodi di dekat suspensi beberapa kali lalu lepaskan. Kalau ayunan tidak segera berhenti maka bersiaplah membeli sokbreker baru.

0 komentar

Posting Komentar