TEMPO Interaktif, Tokyo - Kehadiran Honda Fit (Jazz) hybrid yang diluncurkan 8 Oktober telah menjadi pelipur lara bagi Honda Motor C, Jepang. Betapa tidak, di tengah pesimisme paska pencabutan subsidi pembelian mobil ramah lingkungan oleh pemerintah, penjualan mobil itu mencapai 15 ribu dalam tempo 12 hari yaitu dari 8 – 20 Oktober.
Padahal, seperti dilansir The Mainichi Daily News, Jumat (22/10), Honda mengaku hanya mematok target penjualan 14 ribu unit per bulan. “Para pembeli Honda Jazz hybrid itu adalah mereka yang berusia 40 – 50 tahun,” kata Jurubicara pabrikan itu.
Di Negeri Matahari Terbit itu, Jazz hybrid dibanderol 1,59 juta yen atau sekitar Rp 173,4 juta.
Hiroshi Kobayashi, Direktur Honda Motor, kepada wartawan di Tokyo, Kamis (21/10) mengatakan, penjualan produknya di pasar domestik Jepang sepanjang Oktober hingga Desember diperkiran menurun 28 persen per bulan. Kondisi itu merupakan buntut dari pencabutan subsidi oleh pemerintah.
“Kami telah memperkirakan (penjualan) akan turun 28 persen per bulan dari Oktober hingga Desember. Itu lebih buruk dari yang kami perkirakan sebelumnya,” tandas Kobayashi.
Bahkan, kata Kobayashi, kondisi paska pencabutan subsidi pembelian kendaraan bermesin irit bahan bakar oleh pemerintah Jepang akan memperburuk kondisi penjualan mobil di tahun fiskal berikutnya.
Mulai akhir September lalu, pemerintah Jepang telah menghentikan program subsidi untuk setiap pembelian mobil irit bahan bakar mulai 50 – 250 ribu yen atau sekitar Rp 5,45 – Rp 27,26 juta.
Program yang mulai dilaksanakan pada April 2009 itu rencananya dihentikan Maret lalu. Namun pemerintah negara itu memperpanjang beberapa bulan sebelum benar-benar mencabutnya akhir September lalu.
Padahal, seperti dilansir The Mainichi Daily News, Jumat (22/10), Honda mengaku hanya mematok target penjualan 14 ribu unit per bulan. “Para pembeli Honda Jazz hybrid itu adalah mereka yang berusia 40 – 50 tahun,” kata Jurubicara pabrikan itu.
Di Negeri Matahari Terbit itu, Jazz hybrid dibanderol 1,59 juta yen atau sekitar Rp 173,4 juta.
Hiroshi Kobayashi, Direktur Honda Motor, kepada wartawan di Tokyo, Kamis (21/10) mengatakan, penjualan produknya di pasar domestik Jepang sepanjang Oktober hingga Desember diperkiran menurun 28 persen per bulan. Kondisi itu merupakan buntut dari pencabutan subsidi oleh pemerintah.
“Kami telah memperkirakan (penjualan) akan turun 28 persen per bulan dari Oktober hingga Desember. Itu lebih buruk dari yang kami perkirakan sebelumnya,” tandas Kobayashi.
Bahkan, kata Kobayashi, kondisi paska pencabutan subsidi pembelian kendaraan bermesin irit bahan bakar oleh pemerintah Jepang akan memperburuk kondisi penjualan mobil di tahun fiskal berikutnya.
Mulai akhir September lalu, pemerintah Jepang telah menghentikan program subsidi untuk setiap pembelian mobil irit bahan bakar mulai 50 – 250 ribu yen atau sekitar Rp 5,45 – Rp 27,26 juta.
Program yang mulai dilaksanakan pada April 2009 itu rencananya dihentikan Maret lalu. Namun pemerintah negara itu memperpanjang beberapa bulan sebelum benar-benar mencabutnya akhir September lalu.
0 komentar
Posting Komentar